Oktober 17, 2008

Kenang - Kenangan Hidup >> Part 6a

Ambon, 19 Januari 1999
Lebaran Tak Terlupakan ...

Hari itu adalah hari yang sangat saya nantikan, pagi-pagi benar kami sudah
bangun, mandi dan menggunakan pakaian baru dan bersih.
Sholat Id kami tunaikan di depan rumah, bersalam-salaman dengan semua tetangga.
Dan moment yang hampir 'tak bisa diungkapkan' adalah ketika memohon maaf pada Ibu, ayah dan saudara dengan dada yang berguncang penuh sesak, menahan emosi dan air mata.
Tapi Ibu selalu bilang, 'sejak kamu lahir Ref, mama selalu memaafkan apa yang kamu lakukan dan akan lakukan'.
Tanpa kamu minta maaf pun Mama sudah memaafkanmu.
Tak ada lagi yang bisa saya lakukan kecuali memeluk Ibu selama mungkin dan mencium pipi, kening dan rambutnya.

Setelah itu kami pun berangkat ke Kota Ambon, janjian dengan ayah yang berangkat dari Tawiri kemudian bersilaturahim dengan besan, saudara, handai taulan dan kerabat. Suasana pada hari itu memang beda dari biasanya.
Berbeda dengan lebaran yang lalu, kali ini terlihat kosentrasi masa dimana-mana, disepanjang jalan Tulehu - Ambon.
Bahkan kosentarasi masa itu menumpuk dan menimbulkan tanda tanya dalam diri saya sampai peristiwa itu terjadi.
Fakta yang menguntungkan pada waktu itu adalah, ternyata terjadi perbedaan waktu shalat ied antara tulehu dan Ambon.
Jika di Tulehu Ied dimulai jam 6 kurang dengan khotbah yang pendek.
Di Masjid Al-Fatah Ambon, shalat ied dimulai jam 7 dengan khotbah yang cukup lama.
Jadi ketika kami sekeluarga sampai di Kota Ambon, masih dalam keadaan shalat Ied, dan kami memutuskan parkir di depat masjid Al-Fatah sambil menunggu Ayah.

Tak berapa lama ketika sholat usai, atas permintaan Ibu kami langsung menuju ke rumah seorang besan di dekat Al-Fatah.
Namun pada saat itulah tersiar khabar bahwa telah terjadi pembakaran dan amuk masa dimana-mana, hampir di deluruh penjuru kota dan desa.
Kami terjebak di rumah mertua, dan hanya kami satu-satunya muslim disana karena selebihnya Kristen.
Namun 'orang sekampung kristen' itu melindungi Kami, dan meminta orang-orang Kristen yang lain tidak menyerang kami.
Ketika suasana agak reda, Kami dijemput oleh segerombolan tentara dan diungsikan ke Masjid Al-Fatah.
Betapa mengerikan pemandangan sepanjang jalan.
Penuh dengan mayat-mayat yang hampir semuanya muslim, mereka dalam keadaan masih menggunakan perlengkapan shalat, memeluk anaknya dan semuanya masih tergeletak hampir disepanjang lorong, jalan dan got.
Hari ini Kota Ambon banjir darah, dan bau mayat ada dimana-mana, Anyir !
Jiwa saya sangat bergetar, dan yang terpikir, dimana Ayah ? Dimana Ayah ?
Ibu berusaha tenang namun saya dan kakak sangat panik. Dan yang lebih panik lagi.
Adik perempuan saya, Elida Yanti pada waktu itu dalam perjalanan Tulehu - Ambon.
Saya berjalan disepanjang jalan kota, menyelusuri sepanjang jalan, melihat setiap jenazah di kamar jenazah, membalikan yang tergeletak
di jalan dengan seksama, bergetar dan berharap tidak ada ayah dan adik peremuan saya diantara jenazah-jenazah itu.
Lelah, panik dan pasrah, namun tak ada pilihan kecuali mencari jawaban tentang kepastian kondisi ayah dan adik, karena ketika dihubungi per telepon ke rumah tak ada jawaban.

Rupanya 'keadaan tenang' pada hari itu hanya berlangsung sesaat.
Siang itu meletus kerusuhan yang jauh lebih besar, dan saya berlari ke mesjid menemui Ibu.
Dan Alhamdulillah bersama Ibu adik perempuan saya telah ada bersama beliau.
Saya menangis karenanya dan kini tugas saya hanyalah mencari tahu keadaan Ayah.
Namun kondisi yang genting memaksa saya untuk tidak dapat melakukan apa-apa, kecuali tetap di Masjid Al-Fatah, melindungi Ibu dan adik
perempuan saya.
Malam itu keluar fatwa Jihad dari Majelis Ulama Indonesia Ambon dan Imam Besar Masjid Raya Al-Fatah.
Jadi diwajibkan bagi setiap laki-laki untuk berjihad, karena telah terjadi penyerangan dan saling serang hampir diseluruh penjuru.
Pada waktu itu terlihat mayat begitu banyaknya digotong, ada yang hidup tapi dalam kondisi tidak utuh lagi.
Ada yang tangannya terpotong, ada yang matanya terusuk dan bahkan ada yang gila karena kehilangan keluarga.
Bersambung


Fr: eri (uje_jamaah@yahoogroups.com)

Tidak ada komentar: