Oktober 24, 2008

Kenang - Kenangan Hidup >> Part 7 -END-

Jodoh itu ditangan ALLAH, Ref...

Ketika di SMA dulu, saya begitu mencintai seorang gadis.
Dia wanita yang sholeh lagi cerdas, selalu menduduki rangking pertama di kelas Fisika.
Saya begitu mencintainya, demikian pun sebaliknya.
Ketika akan kuliah dulu, saya berjanji ketika tiba waktunya saya akan menikahinya, menjadi Ibu dari anak-anak saya, dan wanita yang akan mengantarkan saya ke syurga.
Dia adalah gadis paling cantik sekaligus paling cerdas di sekolah. Pujaaan hampir semua laki-laki, dan diantara semua laki-laki saya adalah yang paling beruntung bisa beroleh kasih dan cintanya.
Setiap pulang liburan ke ambon, saya selalu singgah ke rumahnya melepas rindu.
Ayahnya sangat menyayangi saya, pun Ibunya.
Mereka bahkan berharap agar kami segera menikah, namun saya mmemberikan jaminan pada keluarganya bahwa kelak ketika sudah ada
kemampuan dan usai kuliah, saya akan melamarnya.

Waktu berlalu, ketika kerusuhan hingga pasca kerusuhan, saya kehilangan kontak dengan dia.
Rumahnya porak poranda terbakar, dan keberadaan mereka tak tau rimbanya. Apakah telah tiada atau sedang berada dimana.
Tak kenal lelah saya mencari khabar tentangnya, lewat semua kenalan, teman yang tersisa, bahkan lewat radio.
Putus asa rasanya, hingga suatu hari ada yang meyakinkan saya, bahwa jika memang jodoh pasti ALLAH akan pertemukan, dan
jika itu hak saya, maka ALLAH akan mengembalikan hak-hak itu.
Sejak saat itu saya hanya menanti, rasanya tak ada wanita satupun yang bisa menggantikan dia di hati saya, bahkan hingga kini !

Untuk menghabiskan waktu dan mencari pekerjaan sampingan, karena pada saat itu saya meminta Ibu tidak lagi memikirkan uang buat saya, karena saya akan berusaha mencari sendiri.
Saya bekerja sebagai pelayan di cafe-cafe di Bogor, menjadi tenaga penjual di sebuah toko komputer, dan mengajarkan les fisika-kimia- matematika buat anak SMU.
Lumayanlah, jika ditambahkan dengan beasiswa, Alhamdulillah lebih dari cukup. Dan tak lupa saya kirimkan Ibu, yang telah menjadi Inspirasi hidup utama dalam hidup saya, disamping sang pujaan hati.

Mungkin sudah menjadi suratan takdir, ketika saya sudah bisa melupakannya, terjadi sebuah keajaiban.
Suatu ketika, 5 tahun pasca kerusuhan, saya sedang mencari sebuah buka di Kampus IPB Baranangsiang.
Di kampus itu ada sebuah tempat yang sangat populer sebagai DPR (Dibawah Pohon Rindang) tempat mahasiswa bercengkrama dan membeli buku bajakan 'dengan harga terjangkau'.
Ketika saya sedang 'membaca buku yang dicari' tiba-tiba ada suara lembut menyapa persis disamping saya...
Ref.. .ini Iref bukan ?
Semula saya abaikan karena memang sudah tak asing dimana-mana orang menyapa saya di kampus ( Narsist Bgt ! )
karena memang saya cukup populer di IPB.
Namun entah kenapa hati ini bergetar kencang, dan sepertinya 'sangat mengenal' suara itu.

Dengan ragu saya menoleh ke samping, dan disana berdiri seorang gadis berjilbab panjang, dengan rona wajah yang cantik merona, sholehah dan
cerdas.

Antara percaya dan tidak, saya berteriak kaget.
Rupanya dia adalah perempuan yang selama lima tahun saya cari-cari, karena memang saya mencintainya.

Tanpa pikir panjang saya tarik tanggannya dan membawanya ke sebuah tempat yang nyaman.
Tak henti-hentinya air mata ini mengalir karena rindu dan cinta yang lama terpendam.
Begitupun dia, sepertinya dia pun selalu mencari saya selama lima tahun itu.
Kami bercerita sangat lama, namun saya hampir tak percaya, ketika dia bilang bahwa besok pagi dia akan menikah di masjid Al-Huriyah, Kampus IPB darmaga Bogor, dengan seorang pemuda Sumba.
Saya menangis dan nyaris putus asa.
Namun, dia menggenggam tangan saya dan berkata bahwa Jodoh itu sudah diatur dari langit, dan mungkin apa yang terjadi pada waktu itu sudah bagian dari skenario langit, dia berkata tetaplah mencinta sebagai sesama makhluk ALLAH.
Dia meminta saya menghadiri pernikahannya besok pagi dan meminta saya menjadi saksi pernihkahan itu.
Permintaan pertama saya kabulkan, namun yang kedua dengan berat hati tidak bisa, dan dia maklum.
Keesokan harinya saya menghadiri pernikahan itu, namun tidak lama karena 'saya tidak tahan'.
Namun lama kelamaan saya bisa menerima seutuhnya keadaan ini.
Cinta itu tidak selamanya memiliki .


21 Oktober (Ramadhan) 2006

Refrinal

General Manager Operation

PT FIELD SURVEY INDONESIA



Fr: eri (uje_jamaah@yahoogroups.com)


Tidak ada komentar: