Oktober 17, 2008

Kenang - Kenangan Hidup >> Part 4

Koreksi dari seorang pemasar..... .

Saya adalah seorang pemasar, namun lebih senang disebut sebagai seorang researcher.
Sama halnya dengan 'pembenaran agama' atas sebuah tindakan yang sesungguhnya tidak dapat dibenarkan, maka menjai seorang researcher adalah 'panggilan hidup' bagi saya, karena 'terpanggil untuk beribadah' meluruskan koridor-koridor riset yang selama ini menjadi 'ajang pembenaran' bagi semua pemasar unruk mengambil keputusan, mengkaji ulang strategi, dan afiliasi akhir pada segala tindakan, implementasi pada total aktivitas yang berkaitan dengan produk di lapangan.
Ketika menjadi researcher di sebuah PMA (beverage) saya sangat banyak menemukan bahwa riset-riset yang dilakukan oleh sebagian besar lembaga riset di negeri kita, lebih cenderung 'mencari pembenaran' dan selalu mengambil 'cara-cara aman' untuk tujuan bisnis dan memuaskan perusahaan pelanggan.
Namun bagi saya, riset pada sebuah perusahaan adalah 'sangat vital dan strategis' karena nasib sebuah perusahaan sangat bergantung pada pekerjaan-pekerjaan riset, yang tentunya akan menjadi 'layar kapal' yang akan membawa perusahaan itu ke laut yang tenang.

Kembali ke bahasan awal.
Lalu, apa yang terjadi dengan kehidupan beragama kita ?
Saya termasuk orang yang prihatin dengan berbagai perkembangan Islam di Indonesia.
Sangat banyak 'kegiatan Islam' yang cenderung 'mencari pembenaran', 'bersifat riya' dan mungkin lebih banyak mudaharatnya daripada
ma'rifatnya.
Lihatlah fenomena muncul akhir-akhir ini dalam aktivitas dakwah Islam.
Kalau dulu menjadi dokter dan insinyur adalah cita-cita dengan 'Best Top of Mind' maka sekarang hampir mungkin cita-cita menjadi 'Dai' atau 'Mendadak Ulama adalah harapan hampir setiap orang.
Maka bermunculan lah banyak sekali 'Dai Populis' yang ketika dia berceramah, orang lebih menikmati 'keahlian dia berceramah' dibanding materi yang diceramahkan.
Bahkan bisa diduga, kemungkinan mereka hanya menikmati 'retorika sang Dai' tanpa tahu sama sekali apa yang disampaikan.
Menyedihkan bukan ?

Lihatlah lagi 'aktivitas-aktivita s Riya' di Televisi, ajang pencarian dai berbakat, dai cilik, bahkan 'sebuah reality show pembangunan masjid'
bukankah ini adalah hal-hal yang sebetulnya RIYA ?
Sebuah ibadah akan hilang pahalanya, bahkan kemungkinan malah berdosa, jika ibadah itu tidak karena ALLAH.
Namun lebih karena tujuan-tujuan 'ingin populer' dan bahkan menjadi Dai saat ini lebih dikarenakan 'unsur harta' daripada pengabdian.
Cobalah lihat sinetron yang sedang in di bulan ramadhan ini, Hidayah dsbnya.
Thema yang dibawakan mengajak orang untuk kembali ke jalan yang lurus. Namun coba perhatikan dan simak alur ceritanya, maka dapat saya duga bahwa alur ceritanya 'sangat dibuat-buat' bahkan tidak ada hikmah yang kita peroleh dengan menonton sinetron-sinetron itu.
Bagaimana bisa? Lah... Bagaimana mungkin bisa dapat hikmah, jika 'keluarga sholeh yang diperankan', 'peran suami-istri' diperankan oleh 'mereka yang bukan muhrim?
Lihatlah merteka berpelukan, berciuman bahkan tidur seranjang, padahal mereka bukan muhrim !
Bukankah yang kita lakukan ini dapat memancing kemarahan ALLAH ?
Atau memang kita sedang membuka front 'menantang ALLAH ?

Mungkin krisis yang berkepanjangan di negeri ini adalah akibat dari perbuatan kita sendiri, yang tidak pernah bersyukur.
Kita melalaikan apa yang menjadi Hak-Hak ALLAH, kita mengabaikan perintahNYA dan mengerjakan laranganNYA, menjadikan kewajiban sebagai hak dan menjadikan hak sebagai kewajiban.
Menyedihkan memang, di negeri dengan populasi muslim terbesar di dunia, seharusnya bangsa kita adalah bangsa yang paling besar diberi Rahmat
oleh ALLAH. Namun adalah sebuah fenomena, bahwa kita adalah negara yang kuantitas muslimnya terbesar namun tidak dengan kualitas.

Sudah saatnya kita mengembalikan semua yang ada ke posisi semula, mengembalikan apa yang menjadi Hak-Hak ALLAH, dan berhubungan dengan sesama makhluk dengan lebih tulus.
Jangan lagi kita mengukur semuanya dengan Uang, percayalah ALLAH akan ganti semua kerugian kita di dunia dengan kebahagiaan
di akhirat.
Sebuah transaksi yahng hebat bukan ?
Bersambung


Fr: eri (uje_jamaah@yahoogroups.com)

Tidak ada komentar: