Agustus 19, 2008

CARA MEMBIASAKAN OPTIMISME

Optimisme ataupun pesimisme adalah kebiasaan cara berpikir. Yakni
cara berpikir yang sudah terbentuk dalam saraf. Karena itu
mengubahnya cukup sulit dan perlu proses. Tapi kalau pengen "enjoy
your life" ya nggak ada pilihan kecuali mengubah saraf pesimisme
menjadi optimisme.

Caranya sih gampang, sekali lagi yang sulit itu membiasakannya.
Kebiasaan kan terbentuk dari perilaku yang terus diulang-ulang, jadi
mau nggak mau perlu proses. Tapi ingat lho, ini sulit, bukan
mustahil. Tidak ada perubahan yang mustahil, ini hanya sulit saja.
Dan orang optimisme akan tertantang menghadapi kesulitan.

Optimisme atau pesimisme tercermin dari respon spontan kita terhadap
peristiwa yang menimpa kita, baik terlintas dalam hati ataupun
diucapkan. Pokoknya respon spontan mencerminkan sikap hati kita yang
sebenarnya. Nabi sendiri mengisyaratkan hal ini ketika
bersabda: "Sesungguhnya, kesabaran sejati terlihat ketika pertama
kali mendapat musibah". Maksudnya antara lain kalo kebetulan orang
itu penyabar, maka sifat sabarnya akan tampak pada sikap/respon
spontannya. (Sabar dan tabah adalah bagian dari optimisme).

Kita ambil contoh. Fren misalnya biasa dapat nilai matematik nggak
jauh dari 5 (ini juga udah bagus sih, namanya juga matematik). Tiba-
tiba ayah/ibu Fren menantang, "Sebenarnya lo bisa nggak sih
matematik? Bisa nggak sih kali-kali dapat 7 apa 8 gitu loh." Spontan
Fren berkata (dalam hati atau diucapkan). "Wah sulit, tapi bisa gue
coba." atau Fren berkata, "Wah gimana ya, 5 aja untung."

Fren tentu tahu mana komentar spontan yang optimis dan mana yang
pesimis. Sekarang biar Fren terbiasa berpikir optimis, setiap kali
mendapati komentar negatif yang dalam diri Fren, segera pertanyakan
komentar negatif itu. 'Wah, gimana ya, 5 aja ada faktor untung."
Segera pertanyakan, "Apa betul karena untung saja, atau karena ada
faktor untung? Jangan-jangan itu pertanda gue bisa, soalnya kan gue
belom coba latihan maksimal banget." Pokoknya setiap ada respon
negatif dari dalam diri, tentang apa saja, seger pertanyakan dan
sanggah dengan respon positif. Lama-lama insya Allah Fren akan
terbiasa dengan berpikir optimisme.

Sekarang coba sesekali pertanyakan tentang anggapan-anggapan yang
menumpuk dalam diri Fren tentang diri sendiri. Anggapan-anggapan
yang menetap di kepala Fren sendiri dan hanya Fren yang tahu. Kalau
ada yang negatif coba dikit-dikit kikis dari saraf Fren, insya Allah
Fren akan makin optimis dan enjoylah hidup Fren.

Ustadz Jefri Al-Bukhori


www.ujecentre.com

Tidak ada komentar: